Kamis, 02 November 2017

PENGUKURAN BIOMASSA DAN KARBON TEGAKAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA HUTAN LINDUNG GUNUNG SIRIMAU KOTA AMBON (Studi Kasus PSP (Plot Sampling Parmanent) Hutan Negeri Soya)



PENGUKURAN BIOMASSA DAN KARBON TEGAKAN DIATAS PERMUKAAN TANAH PADA HUTAN LINDUNG GUNUNG SIRIMAU KOTA AMBON
(Studi Kasus PSP (Plot Sampling Parmanent) Hutan Negeri Soya)


YULIANUS. D. KOMUL, 2017

 
ABSTRACT
Natural forest is a highest carbon stock absorber compared with other land use system, because it has high variety of tree species, the density of undergrowth, and many above ground litters. C-stock basically is the amount of carbon thet saved in vegetation, other biomass, and underground. The right control is to measure the amount of biomass and C-stock as an effort to knowing its amount in a time and its difference whether there are activities that can be increased or decreased the stock. Based on forest function as a carbon absorber, the C-stock information in some time range in Indonesian forest area in general, and in Maluku especially is very important.
Research was held in September 2015 in Sirimau Montain Protected Forest focused on Permanent Sampling Plot in Soya Village Forest, Ambon City.
Result shows that biomass for primary forest are 371,5264 ton/ha – 572,0588 ton/ha with average 466,7473 ton/ha. For secondary forest are 152,7100 ton/ha – 318,4535 ton/ha with average amount around 210,8282 ton/ha. C-stock for primary forest around 174,6432 ton/ha 269,0254  ton/ha with average 847,4876 ton/ha.  While C-stock for secondary forest are 61,9787 ton/ha 84,2121 ton/ha with average amount 72,2258 ton/ha.

Keywords: Measurement of Biomass, Carbon, Stands above the surface, Protected Forest Sirimau


I.     PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Hutan alami merupakan penyerap dan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan lainnya, disebabkan karena memiliki keragaman pohon yang tinggi, kerapatan tumbuhan bawah, dan seresah di permukaan tanah yang banyak. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan. Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas physiologinya. Pengukuran produktivitas hutan relevan dengan pengukuran biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan (Heriansyah, 2005). Oleh karena itu bila hutan diubah fungsinya atau menurun kerapatannya maka jumlah C-tersimpan dan besaran biomassa akan berkurang atau bahkan hilang (Hairiah, 2007).
Cadangan karbon atau C-tersimpan merupakan besarnya karbon yang tersimpan pada vegetasi atau biomassa lain yang diserap dalam tanah. Untuk mengurangi konsentrasi GRK di atmosfer (emisi) serta mengurangi pelepasan CO2 ke udara, maka jumlah CO2 di udara harus dikendalikan dengan jalan meningkatkan jumlah serapan CO2 oleh tanaman sebanyak mungkin dan menekan pelepasan emisi serendah mungkin. Oleh sebab itu, pengendalian yang tepat dilakukan adalah dengan jalan pengukuran jumlah kandungan biomassa dan cadangan karbon sebagai upaya untuk mengehui besarnya cadangan karbon pada waktu tertentu dan mengetahui perubahannya apabila terjadi kegiatan yang manambah atau mengurangi besar cadangan.
Berdasarkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon, informasi mengenai jumlah karbon yang disimpan (carbon stock) pada kurun waktu tertentu pada kawasan hutan menjadi sangat penting untuk diketahui. Dengan mengukur dapat diketahui berapa hasil perolehan cadangan karbon yang terserap dari kesatuan vegetasi yang dimiliki.

1.1.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu berapa besar biomassa dan karbon tersimpan untuk tegakan diatas permukaan tanah pada PSP (Plot Sampling Parmanent) hutan Negeri Soya di kawasan hutan lindung gunung Sirimau kota Ambon.

1.2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar kandungan biomassa dan karbon tegakan diatas permukaan tanah pada PSP (Plot Sampling Parmanent) hutan Negeri Soya di kawasan hutan lindung gunung Sirimau kota Ambon.
Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai kontrubusi tegakan dalam penyerapan karbon (CO2) untuk mengurangi efek gas rumah kaca.

II.      METODOLOGI PENELITIAN
2.1.   Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015. Lokasi penelitian ini di Hutan Lindung Gunung Sirimau berfokus pada PSP (Plot Sampling Parmanent) Hutan negeri Soya Kota Ambon yang merupakan hasil kegiatan impelmentasi REDD+ yang diselenggarakan oleh Kementerian Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan (PUSPIJAK) pada tahun 2012.
2.2.   Alat dan Objek Penelitian
2.2.1. Alat Penelitan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain terdiri dari (1). alat pengambilan data dilapangan: berupa alat pengukur diameter pohon (phiband), Alat pengukur panjang (Meter dan Jangka Sorong), Alat pengukur kelerengan (clinometer), Alat pengukur tinggi pohon (Haga Meter), alat pengukur berat (timbangan gantung 50 kg), alat penentu arah dan koordinat (Kompas dan GPS), Gergaji tangan, Gunting Stek, Karung, Parang, Tally Sheet dan Wadah Contoh serta camera digital. (2). Alat Pengujian sampel di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Jurusan Kehutanan, alat ukur berat (neraca digital dengan ketelitian 0,5 %), alat pengering sampel (Oven).
2.2.2. Objek Penelitan
Objek atau Sumber yang ditetapkan sebagai indikator dalam penelitian yaitu data pengukuran dilapangan berupa vegetasi diatas permukaan tanah (Pohon, Tiang, Sapihan, Semai dan Tumbuhan bawah), yang dari keseluruhannya kemudian diambil sampel untuk dilakukan pengujian di Laboratorium.
2.3. Metode Pengumpulan Data
2.3.1. Pengumpulan data primer untuk data cadangan karbon.
2.3.1.1. Teknik pengambilan data cadangan karbon.
1.      Penempatan dan pembuatan permanen sample plot (PSP)
Penempatan PSP dilakukan secara purposive sampling dengan mengacu pada peta tutupan lahan pulau Seram dan Ambon. Bentuk PSP dilapangan adalah berbentuk persegi dengan ukuran 20 m x 20 m.
Jika dikaji berdasarkan potensi vegetasi yang terkandung maka lokasi penelitian terdiri atas dua tipe hutan yakni hutan primer dan sekunder dan masing-masing tipe hutan diwakili oleh 3 plot pengamatan dengan ukuran masing-masing plot 20m x 20m atau 400 m2 yang kemudian dilakukan pembagian sesuaikan dengan kebutuhan data yang akan diambil yaitu untuk tingkat permudaan (Tiang) 10m x 10m atau 100m2, (Sapihan) 5m x 5m atau 25 m2 dan (Semai) 2m x 2m atau 4m2.
Gambar 1.  Bentuk Plot Pengamatan
Keterangan gambar :
A : sub plot untuk semai, serasah dan tumbuhan bawah
B : sub plot untuk pancang
C : sub plot untuk tiang
D    : sub plot untukpohon
 
2.      Pengukuran Biomassa dan Karbon Tersimpan.
Untuk pengukuran Kandungan Biomassa dan Karbon tersimpan (Carbon Stock) pada penelitian ini, dilakukan dengan mengacu pada mengacu pada Standar Nnasional Indosesia (SNI) : 7724 Tahun 2011.

2.4.Analisa Data
2.4.1. Perhitungan Biomassa Cadangan Karbon Tersimpan
Dalam perhitungan biomassa karbon tersimpan, untuk proses perhitungannya terbagi atas enam kegiatan guna memperoleh hasil akhir berua kandungan biomassa dan karbon tersimpan :
              I.     Penghitungan Kandungan Biomassa
a.      Penghitungan Biomassa diatas Permukaan Tanah Dengan Metode Allometrik
Persamaan allometrik biomassa di atas permukaan tanah yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.  Pendugaan biomassa di atas permukaan tanah untuk hutan lahan kering berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Dharmawan (2009) atau menurut Litbang Kehutanan (2010) dengan menggunakan rumus sebagai berikut Y = ¼ ∏ x (DBH) 2,2234
Keterangan :
R
Y
DBH
=
=
=
97,7
Biomassa total (kg)
Diameter setinggi dada pada ketinggian 1,3 meter (cm
b.  Penghitungan biomassa dengan persamaan Chave (2005) untuk hutan tipe lembab dengan rumus :  Y = 0,0509.DBH.T
Keterangan :
Y
DBH
(m)
T
=
=
=
=
Biomassa Total (kg)
Diameter setinggi dada pada ketinggian 1,3 meter (cm);
Berat jenis kayu (gr/cm )
Tinggi pohon (m)
atau menggunakan rumus : AGBest = 0,0509 x ∏ D2H
Keterangan :
AGBest H
D
=
=
=
=
Biomassa Total (kg)
Tinggi Pohon                                                                            
Diameter setinggi dada
Berat jenis kayu
c.   Penghitungan biomassa permukaan dengan persamaan Ketterings dkk (2001) dengan menggunakan rumus: B = 0,11*ρ*(D)2,62
Keterangan :
B
D
Ρ
=
=
=
Biomassa (kg/pohon)
Diameter setinggi dada (cm)
massa jenis pohon atau berat jenis (kg/m3)
           I          II. Penghitungan Karbon
a.      Perhitungan Cadangan Biomassa dan Karbon diatas Permukaan Tanah
Perhitungan cadangan karbon dari tegakan diatas permukaan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Cb = B x % C organik
Keterangan :
Cb

B % Corganik
=
=
=
Kandungan karbon dari biomassa, dinyatakan dalam Kg (kg);
Total biomassa, dinyatakan dalam (kg);
Nilai persentase kandungan karbon, sebesar 0,47
 
                   III.  PENUTUP
3.1.Kesimpulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
  1. Untuk hutan primer Jumlah kandungan biomassa berkisar antara 371,5264 ton/ha – 572,0588 ton/ha dengan rata-rata  adalah 466,7473 ton/ha dan jumlah C-tersimpan berkisar antara 174,6432 ton/ha – 269,0254  ton/ha dengan rata-rata  adalah 847,4876 ton/ha. Sedangkan untuk hutan sekunder jumlah kandungan biomassa berkisar antara 152,7100 ton/ha – 318,4535 ton/ha dengan rata-rata berkisar pada 210,8282 ton/ha dan jumlah C-tersimpan berkisar antara 174,6432 ton/ha – 269,0254  ton/ha dengan rata-rata  adalah 847,4876 ton/ha dan 61,9787 ton/ha – 84,2121 ton/ha dengan rata-rata berkisar pada 72,2258 ton/ha.
3.2.Saran
Adapun saran yang perlu dikaji adalah :
1.    Ketersediaan data dan informasi tentang penyerapan emisi karbon dari sector Kehutanan yang didukung dengan data spasial sebagai penyedia data tutupan lahan yang jelas dan terpublikasi merupakan harapan dari pemerintah maupun instansi terkait yang ada di Maluku. Oleh karena itu, diperlukan keseriusan berbagai pihak, diantaranya akademisi, pemerintah maupun instansi terkait sehingga berbagai kendala yang ada dapat diatasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar